Update materi DSDS

Berikut beberapa materi DSDS yang bisa temen2 download
1. Jeratan Hutang Indonesia
2. Capital Market
3. Keunggulan mata uang dinar dirham
4. Pengelolaan dan Distribusi BBM
5. Pengelolaan BBM dalam Islam
6. Pengelolaan SDA
7. Kekayaan Alam dan Energi Indonesia dan kesalahan pengelolaannya
8. LKS
9. Apa Kabar Indonesia ?
10. Korporasi
11. Distribusi
12. Wajah Perbankan saat ini
13. Penerimaan Negara
14, Pendidikan

Materi yang lainnya menyusul, apabila terdapat kesalahan dan kekurangan isi ppt, kami mohon maaf...

0 comments:

"Who Wants To Be Econom"



Sabtu, 19 September 2015 acara DSDS kembali hadir untuk memberikan wawasan ekonomi islam kepada mahasiswa baru STEI Hamfara. Meski sudah berjalan hingga hari keenam nyatanya peserta masih tetap antusias mengikuti serangkaian acara DSDS. Dalam kesempatan kali ini, peserta diajak untuk mengingat kembali materi-materi yang telah didapatkan sebelumnya melalui sebuah kompetisi bernama “Who Wants to be Econom” . Kompetisi ini terdiri dari babak penyisihan dan babak rebutan, setelah itu barulah peserta duduk di kursi panas untuk memenangkan total hadiah sebesar Rp. 50.000 .
Seluruh peserta mengikuti babak penyisihan. Berdasarkan penghitungan skor dari tahapan awal, diperoleh dua peserta yang akan memasuki babak rebutan yakni Maulana Bintang dan Nina Susanti. Nilai keduanya bersaing ketat hanya selisih satu angka. Nina dengan nilai 25 dan Bintang dengan nilai  26.
Babak rebutan berlangsung sengit. Juri memberikan 15 pertanyaan untuk diperebutkan dengan 10 soal bernilai 10, dan 5 soal dengan nilai bertingkat. Nilai keduanya saling kejar-mengejar. Tepuk tangan penonton menambah semarak lomba Who Wants to be Econom yang berlangsung dari pagi hingga menjelang siang ini.
Melewati kompetisi yang berimbang akhirnya Maulana berhasil memenangkan babak rebutan dan menduduki kursi panas. Dalam babak ini , diajukan 15 pertanyaan untuk meraih total hadiah sebesar Rp.50.000 . Pertanyaan demi pertanyaan berhasil dijawab dengan baik oleh Maulana. Berhasil melewati titik aman pertama dengan mengantongi uang sebesar Rp 10.000, Maulana terus antusias untuk menjawab pertanyaan berikutnya hingga berhasil melewati titik aman kedua dengan mengantongi uang sebesar Rp 20.000. Berlanjut ke pertanyaan berikutnya, Maulana lagi-lagi mampu menjawab dengan baik. Riuh tepuk tangan memenuhi seisi kelas.
Namun sayang, dua pertanyaan berikutnya gagal dijawab dengan benar, hingga akhirnya permainan harus dihentikan dan Maulana membawa pulang uang sebesar Rp 20.000. Sebuah apresiasi yang luarbiasa tentunya. Selamat kepada pemenang Who Wants to be Econom 2015, Maulana Bintang. Jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan mengkaji ekonomi islam wahai para ekonom. Mari terus berjuang membumikan ekonomi islam...!

0 comments:

DSDS #13 Lembaga Keuangan Syari’ah



            Jum’at, 18 September 2015 acara DSDS kembali dilangsungkan seperti biasanya bertempat di ruang 2 lantai 3 kampus terpadu STEI Hamfara Yogyakarta. Satu hal yang sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya, pada sesi kali ini diadakan diskusi meja yang dipandu oleh tentor-tentor yang berasal dari para senior. Peserta akhwat dibagi menjadi empat kelompok sedangkan ikhwan dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok berdiskusi tentang perbandingan ekonomi konvensional dan ekonomi islam. Peserta diharapkan mampu untuk mematahkan argumen-argumen tentor yang kontra terhadap ekonomi islam. Diskusi berlangsung panas. Masing-masing pihak mencoba untuk beradu argumen.
            Di akhir sesi para tentor menjelaskan dan meluruskan argumen-argumen keliru yang mereka yang kontra terhadap ekonomi islam dan menjelaskan bagaimana cara dan konsep yang benar untuk menyanggah pendapat-pendapat tersebut. Diskusi ini bertujuan untuk memantik daya kritis mahasiswa baru dan keberanian mereka untuk menyebarkan ekonomi islam ditengah-tengah masyarakat. Melalui diskusi ini diharapkan mahasiswa baru mampu untuk mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuan mereka mengenai ekonomi islam dan mampu memperjuangakan ekonomi  islam meski dihadapkan pada masyarakat awam atau bahkan masyarakat yang kontra terhadap ekonomi islam. Yuk terus dakwahkan ekonomi islam, hingga nanti ide langit ini dapat dibumikan dengan diterapkannya sistem ekonomi islam. Salam Pembumian Ekonomi Islam. Terapkan...!

1 comments:

DSDS #12 Diskusi meja



            Jum’at, 18 September 2015 acara DSDS kembali dilangsungkan seperti biasanya bertempat di ruang 2 lantai 3 kampus terpadu STEI Hamfara Yogyakarta. Satu hal yang sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya, pada sesi kali ini diadakan diskusi meja yang dipandu oleh tentor-tentor yang berasal dari para senior. Peserta akhwat dibagi menjadi empat kelompok sedangkan ikhwan dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok berdiskusi tentang perbandingan ekonomi konvensional dan ekonomi islam. Peserta diharapkan mampu untuk mematahkan argumen-argumen tentor yang kontra terhadap ekonomi islam. Diskusi berlangsung panas. Masing-masing pihak mencoba untuk beradu argumen.
            Di akhir sesi para tentor menjelaskan dan meluruskan argumen-argumen keliru yang mereka yang kontra terhadap ekonomi islam dan menjelaskan bagaimana cara dan konsep yang benar untuk menyanggah pendapat-pendapat tersebut. Diskusi ini bertujuan untuk memantik daya kritis mahasiswa baru dan keberanian mereka untuk menyebarkan ekonomi islam ditengah-tengah masyarakat. Melalui diskusi ini diharapkan mahasiswa baru mampu untuk mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuan mereka mengenai ekonomi islam dan mampu memperjuangakan ekonomi  islam meski dihadapkan pada masyarakat awam atau bahkan masyarakat yang kontra terhadap ekonomi islam. Yuk terus dakwahkan ekonomi islam, hingga nanti ide langit ini dapat dibumikan dengan diterapkannya sistem ekonomi islam. Salam Pembumian Ekonomi Islam. Terapkan...!

1 comments:

DSDS #11 KORPORASI



Hello sobat ReLIEF, ketemu lagi nih dalam reportase DSDS hari kelima, Jum’at 18 September  2015. Di hari Jum’at yang barokah ini kita akan kembali menyimak materi ekonomi yang tak kalah serunya dari hari-hari sebelumnya. Pemateri pada sesi kali ini yakni Mardiyyah Rusydah dan Nopia Dian Suciani yang mengangkat tema tentang Korporasi.
Korporasi, mungkin satu kata asing bagi kita semua, tapi sesungguhnya ia nyata dan begitu dekat menghantui kehidupan ekonomi kita hari ini. Lalu apa korporasi itu sebenarnya..? Korporasi adalah kumpulan orang-orang yang memilki kekuasaan yang digunakkan sebagai alat untuk mendapat keuntungan. Lalu ada apa dengan korporasi...? Korporasi dengan kekuasaannya, menindas perusahaan-perusahaan kecil yang kalah secara modal dengan mereka. Tak hanya itu, korporasi juga menimbun barang yang ada sehingga terjadi kelangkaan dan menyebabkan harga naik. Lebih parah lagi, korporasi saat ini menguasai sektor kepemilikan umum seperti Sumber Daya Alam baik tambang, kelautan, pertanian dan sektor-sektor lainnya untuk kepentingan segelintir orang saja. Ini jelas merupakan sebuah kezaliman.
Setelah memaparkan fakta korporasi hari ini pemateri juga memaparkan bagaimana pandangan islam mengenai korporasi. Dalam ekonomi islam korporasi boleh hukumnya asalkan tidak menguasai sektor-sektor kepemilikan umum dan tidak melakukan penimbunan barang dalam skala besar yang menyebabkan terhambatnya distribusi di tengah-tengah masyarakat.

0 comments:

DSDS #10 PENDIDIKAN



            Gimana kabarnya sobat ReLIEF....? Masih pada semangat kan...? Balik lagi nih masih dalam reportase DSDS. Setelah pagi tadi kita bahas tentang distribusi, maka sesi ketiga kali ini kita akan membahas topik yang juga tak kalah menariknya yakni pendidikan. Materi diwali dengan membandingkan antara pendidikan kapitalisme dengan pendidikan islam. Fakta pendidikan dalam sistem kapitalime hari ini sungguh menyayat hati dan jauh sekali dari apa yang menjadi cita-cita kita bersama.
 Beberapa problem pendidikan yang bisa kita indra secara nyata yakni mengenai sarana dan prasarana pendidikan yang masih minim, penyebaran sekolah yang belum merata, kualitas pendidikan yang rendah serta ketimpangan antara sekolah yang berada di kota dan pedesaan. Sungguh sebuah gambaran yang memprihatinkan. Hal ini sangat berbeda dengan pendidikan dalam islam. Pendidikan dalam islam dibangun diatas sebuah landasan yang kuat yakni aqidah islam dengan tiga pilar pengokohnya yakni keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Pendidikan dalam islam memiliki konsep tujuan yang jelas yakni untuk melahirkan manusia yang bershaksiyah islam, memahami tsaqafah islam serta menguasai ilmu kehidupan (sains). Inilah yang menjadikan pendidikan dalam isalam berkualitas dan mampu melahirkan generasi emas seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Al-Kindi, Ibnu Khaldun, dan sederet nama lainnya yang tak kalah hebatnya mewarnai peradaban islam dengan cahaya iman dan ilmu.
Melalui deskripsi dan komparasi diatas, peserta diajak untuk berpikir mana yang harus kita perjuangkan untuk meraih cita-cita mulia kita menjadi umat mulia yang cerdas dan bertaqwa. Tentu semua sepakat pendidikan islam-lah pilihannya.
           

0 comments: