TOKOH : Biografi Singkat Al MAQRIZI


BIOGRAFI SINGKAT AL-MAQRIZI

Nama lengkap Al-Maqrizi adalah Taqiyuddin Abu-Abbas Ahmad bin Abdul Qadir Al-Huasani. Ia lahir di desa Barjuan, Kairo, tahun 766 H (1364 – 1365). Keluarganya berasal dari Maqarizah, sebuah desa yang terletak di kota Ba’labak. Oleh karena itu, ia cenderung dikenal sebagai Al-Makrizi. Kondisi ayahnya yang lemah menyebabkan pendidikan masa kecil dan remaja Al-Maqrizi berada dibawah tanggungan kakeknya dari pihak ibu, Hanafi ibn Sa’igh, seorang pengnut mazhab hanafi. Al-Maqrizi muda pun tumbuh berdasarkan pendidikan mazhab ini. Setelah kakeknya meninggal dunia pada tahun 786 H (1384 M), Al-Maqrizi beralih ke Mazhab Safi’i. Bahkan dalam pengembangan pemikirannya, ia terlihat canderung menganut mazhab Zhahiri.Ketika berusia 22 tahun, Al-Maqrizi terlibat dalam berbagai tugas pemerintahan Dinasti Mamluk. Tahun 788 H (1386 M) Al-Maqrizi memulai kiprahnya sebagai pegawai di Diwan Al-Insya, semacam sekretariat Negara. Tahun 791 H (1389 M) Sultan Barquq mengangkat Al-Maqrizi sebagai muhtasib di Kairo. Tahun 881 H(1408 M) Al-Maqrizi diangkat sebagai pelaksana administrasi waqaf di Qalanisiyah, sambil bekerja di rumah sakit an-Nuri, Damaskus.Lima tahun kemudian, Al-Maqrizi kembali kekampung halamanya, Barjuan, Kairo. Disana ia juga aktif mengajar dan menulis, terutama sejarah Islam, hingga terkenal sebagai seorang sejarawan besar pada abad ke-9 Hijrah. Al-Maqrizi meninggal dunia di Kairo pada tanggal 27 Ramadhan 845  H atau bertepatan dengan tanggal 9 Februari 1442 M.

0 comments:

Camping One Day With ReLIEF


 (Pembinaan Mental Pendakwah)
  
Selasa, 12 Maret 2013 merupakan pengalaman yang seru. Berlokasi di SDIT Alam Nurul Islam Jl. Ring Road Barat, Pundung Nogotirto Gamping Sleman, Indonesia. ± 50 orang terdiri atas ikhwan dan akhwat personil Relief STEI Hamfara meramaikan kegiatan tersebut, bersama Dosen kita yang luar biasa, IBU SITI MURTIYANI, SE, MSI, Akt, PhD. Memberikan materi kepenulisan, bagaimana menulis yang baik serta menulis untuk umum (ditujukan kepada khalayak ramai). Suasana yang asri dan sejuk turut memeriahkan acara kepenulisan tersebut. Waktu menunjukkan pukul 10.30 games dimulai, menuju waktu sholat dzuhur. Tampak para peserta menikmati permainan. Canda tawa mewarnai jalannya permainan.
Tiba tengah hari, waktu dzuhur saatnya menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid SDIT. Kemudian makan siang bersama menjelang kegiatan public speaking. Pukul 13.15 public speaking bersama pemateri masing-masing kelompok (akhwat/ikhwan). Tampak masing-masing kelompok mengikuti jalannya kegiatan dengan partisipatif.

Satu-persatu unjuk kebolehan dalam berpidato, beraneka ekspresi dan cara penyampaian yang unik oleh tiap peserta. Dari sambutan, tausiah, orasi, hingga presenter acara mereka lakonkan dalam public speaking.s

Mengawali kegiatan dengan bismillah, acara public speaking diakhiri dengan hamdallah. Tiba saat yang paling dinantikan seluruh peserta, games puncak. Persiapan seluruh peserta selesai, games dimulai, teka-teki peta, mencari sebuah petunjuk untuk meneruskan ke rute berikutnya. Tampak peserta kebingungan sehingga membuang terlalu banyak waktu. Namun semangat tak pudar, petunjuk satu demi satu ditemukan. Rintangan yang cukup menegangkan berhasil dilalui, seperti menaiki tebing setinggi 10-12 meter. Namun tidak menghilangkan aspek kerohanian, seperti hafalan surat untuk setiap regu. Tampak kerjasama yang baik oleh seluruh peserta.

Lanjut pada tantangan berikutnya yang lebih mengasyikkan, mengarungi sungai berarus. Dalam keadaan kaki terikat, masing-masing regu harus menyebrang. Hingga ada yang terjatuh dan bangkit lagi. Keahlian dan kecepatan serta kehati-hatian pada tantangan berikutnya, mengumpulkan kertas berwarna sebanyak mungkin. Setiap kelompok telah mempersiapkan rencana tersembunyi. Ketika tanda mulainya perlombaan dibunyikan, dengan cepat peserta menuju posisi sasaran masing-masing. Sesi terakhir segera tiba, peserta menuju SMPIT. Laporan kepada pembimbing, beserta hukuman bagi masing-masing regu akibat miss communication (kurangnya ketelitian dan kecermatan peserta dalam menerima instruksi) sehingga harus menerima hukuman. Kegiatan berakhir menjelang Maghrib. Kembali pulang ke persinggahan tercinta ”HAMFARA”. Sampai jumpa dipertemuan berikutnya.

“Amanah  adalah  kepercayaan, apa yang dititipkan harus dijaga dan dilaksanakan seperti yang dipesankan”
By : Media Relief

0 comments: