Dilema Harga BBM



Setelah rupiah menguat terhadap dolar, kini giliran harga minyak dunia yang menurun, ditandai dengan menurunnya harga premium. Kini harga premium terikat dengan harga minyak dunia, maka dengan otomatis jika harga minyak dunia menurun seperti sekarang maka harga premium akan menurun, dan begitupun sebaliknya.
Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya peran dari pemerintah itu sendiri dalam menangani masalah perekonomian. Salah satunya dalam masalah pengelolaan Sumber Daya Alam seperti minyak dan gas yang mengakibatkan Indonesia harus mengikuti harga minyak dunai yang sewaktu-waktu bisa berubah tanpa bisa diprediksi. Ditambah lagi, kini subsidi untuk minyak telah dihapuskan, dan otomatis harga premium akan lebih mahal. Dulu harga premium Rp 4.500, sedangakan kini harga premium berkisar Rp 6.700 turun dari sebelumnya sebesar Rp 6.900. sangat tampak jelas perbedaan dulu dan sekarang. Harga yang semakin tinggi membuat banyak orang semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mahalnya harga BBM mengakibatkan barang-barang lainnya juga mengalami kenaikan. Hal ini tentu mempersulit masyarakat kalangan menengah ke bawah jika subsidi BBM mutlak dihapuskan. Walaupun kini harga Premium telah turun, akan tetapi itu tidak berdampak terhadap turunnya barang-barang kebutuhan pokok yang lain, karena jika harga suatu barang itu telah mengalami kenaikan, maka akan sangat sulit untuk menurunkannya kembali, dan penurunan premium pun tidak cukup berpengaruh, karena hanya mengalami penurunan sebesar Rp 200.
Andai saja subsidi terhadap BBM tetap diberikan, maka masyarakat tak perlu risau ataupun khawatir jika harga  minyak dunia terus berubah-ubah tak menentu, karena itu tidak memberi pengaruh terhadap harga minyak lokal. Ditambah Indonesia mempunyai banyak sumber tambang minyak baik yang di darat maupun di laut, Sungguh satu hal yang aneh jika harga BBM masih saja melambung mahal.
Namun sayangnya, semua itu tak dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Ladang minyak kita telah dikuasai oleh kaum kapitalis. Tangan-tangan rakusnya tanpa malu mengeruk harta rakyat tanpa bersisa. Meninggalkan kemiskinan dan penindasan yang semakin nyata akibat terpuruknya ekonomi rakyat. Semua ini adalah bukti nyata kedzaliman sistem kapitalisme yang menggaungkan kebebasan kepemilikan sehingga para kapital bisa dengan leluasa menjajah dan memiliki harta-harta rakyat yang seharusnya dikelola Negara untuk kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat.
Ditengah dilema harga BBM ini sudah saatnya kita mengalihkan perhatian kita kepada ekonomi islam. Bagaimana ekonomi islam memandang permasalahan tersebut?
Islam memandang bahwa SDA termasuk dalam kepemilikian umum. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW
“Umat islam berserikat dalam 3 hal yakni, air, padang rumput dan api” (H.R. Abu Dawud)
Bahan Bakar Minyak (BBM) termasuk dalam kategori barang tambang (api) yang wajib dikelola oleh Negara untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk diperdagangkan oleh Negara, apalagi swasta.


Divisi PSDI Akhwat (AS)

0 comments: