Diskusi Ekonomi "Depresiasi Nilai Mata Uang"
Kamis, 10 Desember 2015, KSEI ReLIEF
STEI Hamfara ikut menghadiri DisKo (Diskusi ekonomi) yang diadakan oleh BEM FE
UAD. Turut hadir dalam acara tersebut rekan-rekan dari KSEI ASSET STEIYO. Adapun
tema diskusi yang diangakat yakni mengenai “Depresiasi Mata Uang”. Diskusi
difasilitatori oleh Bapak Rifqi, salah satu dosen UAD sebagai pengantar fakta
dan pemantik diskusi.
Di awal dijelaskan ada banyak hal
yang membuat fluktuasi mata uang rupiah, diantaranya adalah besarnya
ketergantungan Indonesia terhadap produk impor yang mengakibatkan Indonesia
harus terus membeli dolar. Untuk itu menurut pembicara langkah nyata mahasiswa
dalam mengatasi krisis adalah dengan menjadi konsumen yang bijak yang
mengkonsumsi barang-barang dalam negeri, sehingga ketergantungan terhadap impor
menurun, dan hal ini tidak cukup dilakukan oleh satu atau dua orang saja,
tetapi wajib disebarkan ke masyarakat luas agar dapat memberikan efek positif
terhadap perekonomian. Serta menggenarkan ekspor ke mancanegara agar banyak
dolar yang masuk ke dalam negeri. Paket kebijakan yang telah dikeluarkan oleh
Bapak Jokowi sebagai langkah untuk mestabilkan rupiah pun dinilai masih kurang
efektif.
Masuk ke sesi diskusi, peserta
dipersilahkan untuk memberikan tanggapan, sanggahan, dan berpendapat mengenai
fakta yang telah disampaikan. Diskusi berlangsung hangat. Tanggapan dan
sanggahan saling berbalasan dikemukakan oleh masing-masing peserta. BEM FE UAD
sendiri berpandangan bahwa fluktuasi nilai mata uang rupiah adalah sesuatu yang
wajar, dan pemerintah sudah melakukan upaya keras untuk menanganinya walaupun belum
mencapai ekspektasi yang diinginkan. ASSET STEIYO berpandangan bahwa
fluktuatif nilai mata uang tidak lain
disebabkan dari sistem mata uang kertas (fiat money) yang sekarang digunakan
sehingga kita mesti kembali kepada sistem dinar dan dirham yang memiliki nilai
yang konstan dan tahan terhadap inflasi. Lalu terdapat pertanyaan dari
moderator “ Efektifkah dinar dan dirham ketika diterapkan pada masa ini...?”
Pertanyaan ini dijawab dengan lugas oleh perwakilan dari ReLIEF
bahwa penerapan dinar-dirham akan sangat efektif untuk mengatasi krisis, adapun
untuk penerapannya pada masa kini, haruslah didukung oleh sistem moneter dan
sistem ekonomi yang diterapakan. Iklim kapitalisme memang tidak mendukung
penggunaan dinar-dirham, untuk itulah kita wajib untuk menyerukan ekonomi islam
yang dengannya sistem dinar-dirham akan diterapkan dan fluktuasi nilai mata
uang dapat diatasi.
Maka satu kesimpilan yang pasti sebagai pejuang ekonomi islam kita
harus memiliki keyakinan yang kukuh terhadap ekonomi islam selain karena
ekonomi islam terbukti mampu memberikan kesejahteraan, lebih dari itu ekonomi
islam adalah sebuah pandangan terhadap bagian dari kehidupan kita yang mana
seharusnya seluruh sisi kehidupan kita haruslah diwarnai dengan islam, termasuk
dibidang ekonomi. Mari bersama suarakan ekonomi islam...! Salam pembumian
ekonomi islam, TERAPKAN...!
0 comments: